Kamis, 05 Mei 2011

Jiwa Kewirausahaan


“Angan-angan langkah awal berwirausaha”
            Seorang mahasiswa jurusan agroteknologi fakultas pertanian universitas riau yang menginginkan sebuah laptop, sebut saja zainal. Sudah 1 tahun kuliah, zainal merasa bahwa laptop menjadi suatu kebutuhan untuk memperlancar perkuliahan, karena banyak tugas-tugas yang harus diselesaikan dengan laptop tersebut. Karena kebutuhan tersebutlah zainal menginginkan sebuah laptop, Ia berfikir apabila harus ngrental terus banyak uang yang harus dikeluarkan, kalau dihitung-hitung selama 1 tahun saja uang untuk merental komputer dengan ngenet nya sudah bisa membeli laptop, Ia tidak ingin merepotkan orang lain apabila ia meminjam laptop dari teman yang lain.
            Suatu hari zainal menyatakan keinginannya untuk memiliki sebuah laptop kepada orang tuanya. Dalam percakapan melalui handphone Ia mengutarakan keinginannya tersebut.
“Tuut... Tuut.. Tuut..” zainal menghubungi orang tuanya.
“Assalamualaikum...” orang tuanya mengangkat panggilan dari handponenya.
“W’alaikumsalam...” zainal membalas.
“Gimana kabarnya Rip (panggilan akrabku dirumah)? Ada apa malam-malam nelfon, ndak belajar?” orang tua zainal bertanya.
“Allhamdulillah sehat pak, bapak dan yang lain sehatkan? Ni lagi belajar pak, tiba-tiba pengen nelfon pak, kangen ma keluarga dirumah, hehe..”
“Alhamdulillah sehat semua Rip, emm gimana juga kuliahmu, lancar? Kapan pulang?”
“Alhamdulillah lancar pak, belum tau pasti kapan pulang pak, insya Allah akhir semester pulang. Pak Arip butuh laptop pak buat ngerjain tugas-tugas, kalau harus ngrental terus banyak uang yang keluar pak, kalau punya laptop kan enak, tugas bisa lebih maksimal hasilnya, ndak terburu-buru dalam mengerjakan tugas-tugasnya pak.” Zainal mengutarakan keinginannya.
“Dulu ditawarin suruh beli ndak mau.. bapak kan udah siapin uangnya buat anggaran beli laptop”
“Arip kemaren ndak mau nyusahin bapak, kan udah banyak tu uang yang dikeluarkan bapak untuk pendaftaran adek sekolah ditambah biaya masuk kuliah arip kemaren”
“Oh yo wes, kapan mau belinya? Udah dipikirin matang-matang jenis laptop yang mau dibeli, pilih yang benar, Tanya ma temen yang udah ngerti tentang komputer-komputer yang bagus”
Iya pak, nanti arip tanya-tanya dulu ma teman arip. Uangnya transfer ke rekening arip aja ya pak”
“ya... besok bapak transfer”
            Setelah mendapatkan izin dari orang tua, keesokan harinya zainal mulai bertanya-tanya dengan teman-temannya mengenai laptop yang ingin Ia beli. Dalam sebuah percakapan santai dikelas sebelum perkuliahan dimulai, zainal mengutarakan pertanyaan-pertanyaan kepada temannya, sebut saja dedy.
“Ded, zainal mau beli laptop, tapi masih bingung, kira-kira laptop yang bagus mereknya apa ya?” zainal bertanya kepada dedy.
“Cieeh, ada yang mau punya leptop baru nie...”
“Apalah dedy ni, serius ni lo, tau ndak?”
“Iya-iya maaf, semua laptop bagus sich, kalau mau ada yang mereknya Compaq, mau?”
“Harganya berapa? Kalau bisa yang kurang dari 5 juta an lah..”
“Nantilah habis kuliah ni ya kita ke toko laptop, kita tanya-tanya kesana harga-harganya”
“Oke dech... makasih ya sebelumnya”
            Setelah habis perkuliahan, mereka berdua pergi ke toko laptop untuk mencari harga yang pas sesuai dengan keinginan zainal. Singkat cerita mereka pun bertanya-tanya dengan penjaga toko tersebut.
“Ka’ mau liat-liat laptopnya” dedy memulai pembicaraan di toko tersebut.
“Boleh, ada merek-merek terbaru juga ni, kalau mau dilihat-lihat juga, murah lo” penjaga toko mempromosikan dagangannya.
“Merk Compaq berapa ka’ harganya?” zainal bertanya.
“Murah aja kok, 6 setengah aja buat adek, mumpung harga promo ni” penjaga toko tak bosan mempromosikan dagangannya.
“Ndak bisa kurang ni ka’?” zainal menawar.
“Bisa, 6 pas, itu sudah termasuk bonus-bonusnya juga lo, bisa langsung dibawa pulang, sudah diinstal, gimana?”
“Masih kemahalan ka’..”
“Kami lihat ke toko sebelah dulu ya ka’..”
“Ndak nyesel nanti dek, ditoko sebelah juga sama kok harganya, itu sudah harga pas lo dek, kami ndak ngambil untung banyak-banyak” penjaga toko berusaha mempertahankan argument nya.
“Maaf ya ka’..”
            Setelah berkeliling ke beberapa toko tetapi tidak membuahkan hasil, kemudian mereka pun pulang. Suatu hari saat dikampus ada seorang teman yang mau menjual laptop nya, kemudian zainal bertanya-tanya dengan seorang teman tersebut, namanya adit.
“Ada yang mau beli laptop? Atau ada temennya yang mau beli laptop?” adit menawarkan laptopnya ke teman-teman yang lagi duduk-duduk di teras kampus, termasuk zainal berada diantara mereka.
“Berapa harganya dit?” zainal bertanya.
“Adit jual 5 juta, merk Compaq, baru 6 bulan pakai, masih lengkap bonus-bonusnya, windows 7, ada wifinya, memori besar, masih bagus semuanya.”
“Emm, zainal juga lagi nyari-nyari laptop ni dit, kuranglah dit dikit sesama teman”. Zainal mencoba menawar.
“Emm gimana ya? Masalahnya adit mau gunakan uang itu untuk beli laptop yang baru lagi. Kurang 50 ribu lah”
“Zainal liat laptopnya dulu ya”
Beberapa waktu kemudian Adit memperlihatkan laptopnya kepada Zainal.
“Laptopnya masih bagus dit, kenapa mau dijual?” zainal meminta alasan kepada adit.
“Adit pengen laptop merk Toshiba, soalnya bentuknya lebih bagus”
“O gitu, masa’ cuma karena bentuknya dit?”
“Ndak sich, selain bentuknya yang bagus, Toshiba fasilitas nya lengkap, zainal mau ndak beli laptop adit ni?” adit meminta ketegasan.
“Mau lah dit, harganya pas dibawah 5 juta sesuai keinginan zainal, soalnya orang tua ngasih 5 juta, kalau ada sisa kian lumayan buat makan, hehe.. biasa lah dit anak kost, selain itu laptopnya juga masih bagus 6 bulan baru dipakai.”
“Oke dech zainal, mau langsung dibawa?, tapi ada barang ada uang lo, hehe...”
“Nanti malam ya zainal ambilnya, soalnya uangnya masih dikost.”
“Oke dech..”
            Setibanya dikost zainal mempersiapkan uangnya untuk diserahkan ke adit pada malam harinya. Setelah waktu malam tiba, zainal mengambil dan membayar laptop yang Ia beli dari Adit, pada saat itulah terjadi serah terima layaknya orang yang melakukan jual beli.
            Dari cerita diatas dapat disimpulkan bahwa suatu keinginan atau cita-cita seseorang mendorong orang tersebut untuk mewujudkannya, begitu jugalah jiwa wirausaha, dimana Ia mejadikan angan-angan sebagai langkah awal untuk menjadi wirausaha. Sifat kehati-hatian dalam memilih produk yang diinginkan juga akan memupuk jiwa wirausaha, karena dalam memilih usaha dibutuhkan pemikiran yang penuh kehati-hatian. Mencari informasi mengenai produk yang diinginkan untuk memperlancar tercapainya cita-cita atau angan-angan karena dengan informasi yang jelas akan mempermudah jalannya pencapaian cita-cita seseorang. Misalnya kejelasan atas usaha yang akan dijalankan, mulai dari bagaimana awal memulainya sampai menjadi sebuah usaha.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar