Kamis, 05 Mei 2011

Pembudidayaan dan Pengendalian Hama Terpadu Pada Tanaman Bawang Putih (Allium sativum) Berdasarkan Standar Opersional Prosedur (SOP)


BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
            Tanaman bawang putih termasuk tanaman yang sangat menguntungkan di dalam pengolahan, baik dijadikan sebagai bumbu masakan maupun obat-obatan. Kebanyakan bawang putih mempunyai khasiat yang vital bagi kesehatan dan merupakan tanaman yang dapat menunjang kehidupan manusia. Permintaan akan tanaman bawang putih sangat tinggi dan menempati urutan kedua setelah bawang bombai di dunia. Khusus di dalam negeri permintaan tersebut sangat tinggi. Karena areal pertumbuhan bawang putih di Indonesia sangat terbatas maka digunakan cara yang tepat untuk menyesuaikan habitat hidup dari tanaman bawang putih, apalagi di daerah tropis seperti Indonesia yang iklimnya sering berubah-ubah. Produksi bawang putih semakin meningkat sering dengan penanganan pra panen dan pasca panen yang baik dan efisien yang dapat mengurangi kerugian dari hasil tersebut. Hasil umbi bawang putih sangat bervariasi antara 1 hingga 4,5 ton/ha tergantung kepada varietas, kesehatan tanaman dan budidayanya.
Tanaman bawang putih merupakan tanaman yang mudah mengalami kerusakan, sebab memiliki daya tahan yang lemah setelah panen berlangsung. Hal ini disebabkan tanaman bawang putih memiliki reaksi cepat dan mengeluarkan bau yang khas yang mudah menguap bila penanganan pasca panennya tidak sesuai yang diharapkan, seperti : lecet, busuk yang mengeluarkan bau yang tidak enak. Biasanya hasil panen dikeringkan benar untuk menghindari pembusukan setelah menyusut 5 % dari berat sebelumnya. Pengeringan dapat dilakukan dengan penjemuran, pengasapan dan pengeringan mekanik dengan menggunakan listik untuk menjaga umur simpan bawang putih tersebut.
 Serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) merupakan salah satu faktor pembatas dalam peningkatan produksi pertanian. Untuk pengendalian OPT, jalan pintas yang sering dilakukan adalah menggunakan pestisida kimia. Padahal penggunaan pestisida yang tidak bijaksana banyak menimbulkan dampak negatif, antara lain terhadap kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan hidup. Memperhatikan pengaruh negatif pestisida tersebut, perlu dicari cara-cara pengendalian yang lebih aman dan akrab lingkungan. Hal ini sesuai konsepsi pengendalian hama terpadu (PHT), bahwa pengendalian OPT dilaksanakan dengan mempertahankan kelestarian lingkungan, aman bagi produsen dan konsumen serta menguntungkan petani.

1.2              Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui cara pembudidayaan dan pengendalian hama dan penyakit yang menyerang tanaman bawang putih sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) dari dinas terkait.
















BAB II
ISI

2.1        Bawang Putih
Bawang putih (Allium sativum) adalah sayuran dari anggota kelompok Allium. Bawang putih ini berwarna putih atau putih agak kemerahan, baik kulit maupun daging umbinya. Umbinya terdiri atas beberapa suing yang menjadi satu kesatuan, dibungkus oleh dua sampai tiga lapis kulit umbi. Dalam keadaan kering kulit umbi ini sangat tipis seperti kertas. Umbi-umbi suing tidak terpisah-pisah seperti bawang merah, namun bertumpu pada satu piringan yang disebut diskus (cakram), yang juga tempat tumbuhnya akar bawang putih. Bila pada bawang merah tunas daun mampu menjadi anakan (tunas samping) maka pada bawang putih tunas-tunas tersebut berubah menjadi umbi suing.
Klasifikasi Ilmiah Bawang Putih
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Sub kingdom   : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas        : Liliidae
Ordo                : Liliales
Famili              : Liliaceae (suku bawang-bawangan)
Genus              : Allium
Spesies            : Allium sativum L.
Aroma bawang putih khas karena mengandung minyak eteris yang disebut allecin, bawnag putih dimanfaatkan sebagai bumbu masak yang dapat menyedapkan masakan. Bawang putih selalu tersaji bersama sayuran atau bahan makanan lain sebagai sup, salad, oseng-oseng, omelet, setup, dan saus. Nilai kalori bawang putih sangat tinggi, tetapi kandungan vitaminnya sangat rendah. Berbagai resep masakan sebagi bumbunya selalu menggunakan bawang putih. Tanpa bawnag putih, rasa masakan seolah masih belum sempurna.
Kegunaan lain yang tidak kalah penting adalah keampuhan dalam bidang pengobatan, seperti untuk obat penurunan tekanan darah tinggi, reumatik, sakit gigi, terkena gigitan ular dan lain-lain. semua ini membuat bawnag putih  dibutuhkan langsung oleh konsumen akhir, mulai skala kecil sampai besar (rumah tangga, restoran/hotel, dan industry). Dengan banyaknya manfaat dari umbi bawang putih, maka jenis sayuran ini menyebar dari tempat asalnya yaitu asia tengah ke berbagai Negara diseluruh dunia.
Sejalan dengan kenaikan jumlah penduduk, kenaikan taraf hidup masyarakat dan semakin tingginya kesadaran masyarakat terhadap pentingya nilai gizi, permintaan akan bawang putih terus meningkat. Dalam rangka memenuhi kenutuhan pasar dalam negri dengan kualitas dan kuantitas yang memadai, perlu dilakukan produksi sesuai dengan norma budaya yang baik dan benar. Oleh sebab itu diperlukan panduan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang dapat digunakan sebagai acuan bagi petani bawang putih.

2.2              Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi adalah memilih lokasi tanam yang sesuai dengan persyaratan tumbuh bawang putih, untuk mencegah kegagalan proses produksi dan dapat menghasilkan bawang putih sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan serta tidak merusak lingkungan.
Tujuannya agar diperoleh lahan yang dapat mendukung produktivitas tanaman bawang putih yang optimal, seperti tanah yang subur dengan lapisan top soil yang cukup, ketersediaan sumber air yang cukup, bukan sumber penyakit tular tanah, drainase baik dan tidak menyalahi kaidah konservasi tanah dan air.
Adapun standar pemilihan lokasi yang sesuai dengan persyaratan tumbuh bawang putih yaitu: Lahan yang digunakan bukan bekas tanaman sejenis atau sefamili, jika memungkinkan hingga 3 musim tanam. Lahan terbuka, tidak ternaungi sehingga matahari dapat langsung menyinari tanaman. Lahan memiliki ketinggian tempat tumbuh <1.500 mdpl. Kemiringan lahan anjuran kurang dai 30%. Suhu berkisar antara 15oC – 20oC. curah hujan <1.500 mm/tahun, pH tanah: 6,9 - 7,2, sebaiknya tanah berpasir dan gembur.


2.3              Penentuan Waktu Tanam
Penentuan waktu tanam adalah menetapkan waktu tanam yang tepat untuk penanaman bawang putih. Tujuannya agar diperoleh waktu tanamn yang tepat sehingga pertumbuhan tanaman bawang putih optimal.
Standar penentuan waktu tanam: waktu tanam ditentukan berdasarkan perkiraan akhir musim hujan atau pada bulan mei-juni (tersediannya air irigasi). Penanaman sebaiknya pada awal musim kemarau dengan syarat cukup air irigasi.
Prosedur kerja penentuan waktu tanam:
1.      lakukan pengkajian untuk mengetahui saat-saat air tersedia secara alami di alam.
2.      Lakukan pengaturan pola tanam untuk mengetahui saat-saat yang tepat untuk penanaman bawang putih.
3.      Lakukan diskusi dengan pengelola lahan sebelumnya atau masyarakat sekitar lokasi lahan mengenai kebiasaan menanam di lokasi tersebut.
4.      Tentukan waktu tanam yang tepat.
2.4       Penyiapan Lahan
v  Pembersihan Lahan
Pembersihan lahan adalah memebersihkan lahan dari segala sesuatu yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Tujuannya agar diperoleh lahan yang siap ditanami dan terbebas dari gangguan fisik (batu-batuan, sampah, dll) maupun biologis (gulma atau sisa-sisa tanaman).
Standar pembersihan lahan:
1.      Lahan bersih dari batu-batuan, gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan bawang putih sehingga siap diolah.
2.      Sisa-sisa tanaman dibenamkan, bebatuan dikumpulkan dan dibuang pada tempat tertentu yang aman diluar areal tanam.
      Alat dan bahan:
1.      Parang/sabit untuk memotong dan membersihkan yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman muda.
2.      Cangkul untuk membersihkan tanah dari rumput dan tanaman yang tertinggal serta untuk mengolah tanah.
3.      Keranjang/pikulan untuk mengangkut hasil pembersihan lahan.
      Prosedur kerja pembersihan lahan:
1.      Bersihkan lahan dari batu-batuan, gulma yang dapat menghalangi pertumbuhan tanaman muda.
2.      Buang kotoran dan sisa-sisa bahan yang telah dibersihkan pada tempat tertentu yang aman.
3.      Bongkar tanaman atau bagian tanaman yang dapat menjadi sumber penyakit.
4.      Kubur/benamkan sisa-sisa gulma atau semak belukar.

v  Pengolahan Tanah, Pembuatan Parit, dan Bedengan.
            Pengolahan tanah, pembuatan parit, dan bedengan adalah membuat lahan pertanaman menjadi siap tanam, dengan cara mengolah tanah sampai gembur dan rata, membuat parit dan bedengan dengan bentuk membujur atau disesuaikan dengan denah/letak lahan (bila tidak persegi) dan dengan arah datangnya sinar matahari. Tujuannya agar diperoleh media tanam yang optimal bagi pertumbuhan tanaman bawang putih.
            Standar pengolahan tanah, pembuatan parit, dan bedengan:
1.      Pengolahan tanah dilakukan dengan cara mencangkul atau membajak tanah sedalam 20-30 cm sampai gembur, pencangkulan/pembajakan tanah dilakukan 2 sampai 3 kali dengan interval waktu rata-rata 1 minggu.

1 komentar:

  1. How to make money at horse racing betting: The key differences - Work
    What is the difference between free bets and no deposit? How do you make money from horse racing betting? How do you make หารายได้เสริม money from horse racing betting? How do you

    BalasHapus